Selasa, 12 Juni 2018

Merasa Punya Ikatan Batin Terhadap PSMS, CEO NorthCliff Tolak Sponsorin klub lain



MEDAN - Kecintaannya kepada PSMS Medan memang tak hanya sekadar sebagai sponsor utama klub berjuluk Ayam Kinantan.Sebagai Founder dan CEO NorthCliff Grup, Erry  selalu menemani Legimin dkk kala melakoni laga kandang maupun tandang.

Hal tersebut dilakukan meski performa Ayam Kinantan tak kunjung konsiten menunjukkan tajinya dengan hanya menempati posisi 14 klasemen sementara Liga 1.
PSMS  hanya mampu meraih lima kemenangan dan delapan kali menelan kekalahan dengan catatan tambahan selalu kalah di setiap laga tandang.
Meski sebagai sponsor utama tentunya suami dari Inatopotan Harahap dan ayah dari Rahul Aditya Sulistio mengingunkan performa yang apik ditunjukkan para anak asuh pelatih kawakan Djajang Nurdjaman tersebut.

Namun Erry mengaku hal tersebut lazim dialami sebuah klub yang baru menetas dari Liga 2 menuju Liga 1. Dan disini perlu adanya kepercayaan dan evaluasi
"PSMS itu kan baru pomosi dari Liga 2 ke Liga 1 memang bisa langsung masuk top 5, kita harus realistis juga. Kalau pun masih bertengger ya memang kita perlu review dan perlu kita evaluasi. jadi kita realistis melihat materi pemain, misalkan kita masuk 10 besar tidak masalah yang penting jangan degradasi dulu," katanya kepada Tribun Selasa (12/6/2018) di The Gunawarman, Jakarta.

Bahkan memasuki jeda Libur Lebaran ini, PSMS semakin terpuruk kala polemik internal sedang terjadi di jajaran pelatih dan manajamen. Anak dari Muslimin yang merupakan salah satu unsur Ketua PSMS Medan tahun 1979 - 1982 tetap bertahan sebagai sponsor utama di tengah godaan dari tim-tim Liga 1 dan Liga 2 lainnya yang menginginkan dirinya berpaling.

Nama-nama tim tersebut berderet Borneo FC, PSPS Riau, PSIS Solo, Persikabo dan Bogor FC.
"Jujur sekarang sedang banyak tim yang sedang mendekati saya untuk mengalihkan dukungan sponsor ke tim lain, itu ada Borneo, PSPS Riau, PSIS, Persikabo dan lainnya. namun sekali lagi darah saya ini sudah Hijau seperti PSMS, karena saya memiliki ikatan emosional dan benang merah dengan PSMS. Ayah saya Muslimin salah satu mantan petinggi PSMS mengajarkan saya betapa berharganya tim ini buat dirinya, dan begitu juga dengan saya.

Keinginan kuat dirinya untuk tetap bertahan di PSMS adalah untuk mengembalikan kejayaan tim di era perserikatan kala nama beken seperti Parlin, Nobon dan Tumsila bisa dihasilkan.
"Kembali lagi, saya kalau lihat zamannya bang Parlin, bang Nobon dan Tumsila itu zaman nya bapak saya. jadi saya sangat sangat pingin sekali melihat PSMS itu kembali ke era nya mereka dulu.

Dan kenapa saya yakin, karena saya melihat dengan mata sendiri ketika bapak saya juga membina mereka bukan dengan like or dislike atau dengan ini tapi dengan merangkul mereka. Kalau kita merangkul dengan rasa persaudaraankan pasti fighting spirit nya itu kan jauh lebih beda. Tidak dinilai dengan sekedar uang," katanya.

Namun kecintaannya pada Klub berlogo daun tembakau Deli ingin agar permasalahan di internal kubu PSMS segera terselesaikan, ia menyarankan masing-masing pihak duduk bersama dengan kepala dingin membicarakan akar permasalahan dan solusi.
Juga sambungnya jangan saling serang di media, karena akan menggangu performa tim menjalani laga yang masih panjang.

"Tapi sebenarnya belum ada kata terlambat. masih ada paruh kedua, semua pihak harus menanggapi permasalahan ini dengan kepala dingin. Kita intropeksi diri seluruh pihak, terutama pelatih dan manajemen perlu duduk dulu dan rembukkan dengan kepala dingin. Jangan sampai salah diserang lewat mediakan tidak baik juga. Akhirnya juga nanti bermasalah pada psikologisnya pemain dan akan mengganggu konsentrasi dia untuk melanjutkan putaran kedua," pungkas pria kelahiran 12 Mei 1969 ini.(NVL39)
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar